nah, apakah kita tidak mau seperti mereka yang penuh semangat dan percaya diri.
berikut cara praktis untuk lebih percaya diri ->
1. Meenerima takdir dengan jiwa besar
Ajaba li amril mukmin, begitu kata rosulullah saw. Artinya,
sungguh ajaib orang mukmin itu. Mengapa?sebab ketika ia mendapat kenikmatan,
maka ia bersyukur, dan ketika ia mendapat musibah ia bersabar. Kamu mukmin ,,
jadi harus bersabar dong? Jika ternyata wajahmu tidak terlalu cantik dan bahkan
tidak cantik. Bukti sabarnya apa? Harus tetap percaya diri. Jika ditunjuk
mewakili sekolah atau kelas untuk tampil, mestinya tidak perlu menolak dengan
alasan tidak cantik. Terus, saat menerima anugerah kebaikan, kita harus
bersyukur dan tidak boleh sombong. Sebab percaya diri itu berbeda dengan
sombong loh. Sombong berarti mengecilkan
orang lain dan membesarkan diri sendiri, sedangkan percaya diri itu berarti
memandang dirinya berkualitas dan mampu melaksanakan amal. Beda,,kan??..
So, menerima diri sendiri dengan segala kekurangan nggak
masalahkan, untuk apa mengutak-atik diri sendiri yang sudah ditakdirkan oleh
allah swt (wajah cantik-jelek, kulit hitam-putih, gendut-kurus, dsb), tetapi
berupayalah untuk mencari kelebihan yang kita miliki, untuk bersyukur dan
memperbanyak amal.
2. Berani berbuat kesalahan dan kemudian memperbaikinya
Semua orang pasti pernah berbuat kesalahan bukan? Rasanya
pasti tidak enak,,,tapi itu wajar. Tidak seorangpun yang siap secara mental
dengan berbuat kesalahan. Tetapi tunggu dulu ternyata dalam sebuah hadits
qudsi, Allah swt berfirman : “Sesungguhnya aku menyukai orang-orang yang
bertubat. Jika anak adam tidak berbuat salah, maka aku (Allah) akan menciptakan
makhluk baru yang mereka berbuat kesalahan dan mereka bertaubat.”
Hmm, Menarik yah? Ternyata allah menyukai dan menghargai
orang yang tidak takut berbuat kesalahan, tetapi bukan berate kita tidak
berhati-hati, lho. Kita tak boleh beralasan takut berbuat salah dan pada
akhirnya tidak melakukan apa ap. Ketika kita melakukan kesalahan sebenarnya
kita tengah belajar untuk tidak melakukan kesalahan berikutnya layaknya
memperbaiki kesalahan tersebut.
3.Berani Belajar
Tahu tidak, apa arti belajar? Belajar sebenarnya adalah
memindahkan daerah nyaman kita menuju daerah yang tidak nyaman. Wow, siapa yang
mau berada di zona yang kurang nyaman?
Jawabannya tidak semua orang yang bersedia, bukan? Tetapi seorang yang percaya diri akan sangat tertantang dengan daerah ini, karena baginya, hasil ketidaknyamanan itu jauh lebih besar dari daripada proses saat ia mengalami ketidaknyamanan.
Jawabannya tidak semua orang yang bersedia, bukan? Tetapi seorang yang percaya diri akan sangat tertantang dengan daerah ini, karena baginya, hasil ketidaknyamanan itu jauh lebih besar dari daripada proses saat ia mengalami ketidaknyamanan.
Buat kamu yang tidak suka ketinggian, berarti tempat yang
tinggi menimbulkan ketidaknyamanan bagi kamu, kan? Maka Sekarang belajarlah
untuk mengatasinya, cobalah sedikit demi sedikit naik ke tempat yang lebih
tinggi, secara bertahap. Nah, ketika kamu berada dipuncak kamu bakal ngerasain,
betapa hal tersebut akan menambah kepercayaain diri kamu.
4. Siap Menerima Kekalahan
Kekalahan bukanlah sesuatu yang diharapkan oleh semua orang.
Kekalahan menang amat menyakitkan, membuat kita merasa rendah dan hilang harga
diri. Tetapi ingatlah, bahwa diatas langit masih ada langit. Maka kekalahan
adalah sesuatu yang dapat terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja.
Orang yang percaya diri tidak akan berpusat pada
kekalahanya. Tetapi terpusat pada hal-hal yang mungkin akan membawanya pada
kemenangan. Artinya, orang yang percaya diri tidak akan meratapi kekalahan yang
dialami. Ia akan cepat bangkit, dan menata diri dengan semangat yang berkobar layak
api yang sedang membara.
5. Menyukai Tantangan
Percayalah kamu, bahwa kita dijadikan oleh allah hidup
didunia untuk menghadapi tantangan/
Allah swt berfirman : “Wa maa khalaqtul jinna wal insa illa
liya’buduun. Artinya, dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia untuk
beribadah.
Yap, beribadah adalah amalan yang pada dasarnya akan
menimbulkan tantangan-tantangan tersendiri. Misalnya mau shalat tepat waktu,
maka tantangan internalnya adalah “nanti dulu, deh……kerjaan banyak, nanggung
nich!” atau wah, sedang asyik bentar lagi, waktunya masih banyak, bentar lagi…”
atau menemukan barang berharga dijalan, maka kita akan menghadapi tantangan :
“dikembalikan atau tidak, yaa!! “sebelah sisi berkata, nggak usah aja deh,,”
tetapi disisi lain berkata “kembalikan dong, kamu kan mukmin,, dilarang kan
mengambil barang yang bukan milikmu..”
Tantangan juga akan akan membuat seseorang relative tahan
banting, cerdas dan senantiasa tenang dalam menghadapi segala sesuatu.
Nah, ketika kita dapat melewati tantangan-tantangan itu
dengan nilai-nilai keimanan yang ita yakini, maka insya Allah kita akan makin PD.
Selamat Mencoba.
Sumber : Diambil dari sebuah buku "Izzahtul Jannah
No comments:
Post a Comment